KESAKSIAN & PENGAKUAN

DOA SYUKUR

Terimakasih Tuhan Yesus karena Kau memberikanku kesempatan merasakan kekurangan, sebab itulah aku mengerti makna bersyukur dalam kecukupan

Terimakasih Tuhan Yesus karena Kau memberikanku kesempatan berkelebihan, sebab itulah aku mengerti bahwa tak berbagi dalam kelebihan adalah kesalahan

Ampuni aku Tuhan karena menjauh dari Engkau dan terimakasih karena cobaan yang Kau ijinkan kuterima menyadarkanku…

Kini kumengerti betapa berharganya penyadaran dan betapa tak ternilainya sebuah kesadaran akan ketuhananMU!

Meski penyadaran itu berawal pahit dan kesesatan itu berawal manis, dengan kesadaran; pahit atau manis seharusnya senantiasa membuatku sadar, dan sadar membuatku senantiasa bersyukur.

"Muda menutup mata, tua merana", Karya: Moses Foresto, 2010, Oil on Canvas, 110cmX140cm.
"Muda menutup mata, tua merana", Karya: Moses Foresto, 2010, Oil on Canvas, 110cmX140cm.

Teringat akan puisi tahun 2008, dalam bebal tak berbatas, kemunafikan merajalela… sang pendusta kembali terhilang…

DOA ANAK HILANG

Dengan cara yang lembut dan tepat, Tuhan bertindak keras kepadaku.

Ia tahu persis apa yang kuperlukan.

Seperti dinding yang kokoh pagarnya tegas pada saat aku lemah dan lelah, bukan untuk menghimpit namun menjadi penopang yang mengendalikan jalan hidupku agar tak roboh dan tersesat.

Tersesatlah aku karena tidak menghasilkan buah-buah Roh melainkan buah-buah kedagingan yang menjerat leher dan menyesatkan.

Telah kupilih sendiri,  hasilkan buah-buah dalam Roh dan kebenaran bukannya hasilkan buah-buah dosa namun tidakanku berlawanan dengan pilihanku, sebab aku lemah dan bodoh

Saat ini buah-buah dosa menjadi bebanku. Buah-buah itu mengejar dan tak rela melepaskanku.

Tamengku, Perisai yang baik telah kuretakkan dengan dosa-dosa tak terhingga, bahkan kubuang dan kutinggalkan

Sekarang saatnya aku menentukan tindakan

Menjadi seperti Kain yang mengobarkan amarah pada Tuhan dengan menyalahkan Habil serta orang benar lainnya

Menjadi seperti Saul yang mengandalkan kekuatan sendiri, mencari Tuhan dengan tidak layak dan tak berkenan

Menjadi seperti Simson yang menjadi tak taat setelah menerima berkat dan bertindak tanpa hikmat

Tidak Tuhan, jauhkan aku dari pilihan-pilihan itu, aku mau seperti Daniel yang menguduskan diri demi Allah yang hidup

Aku mau seperti Daud yang dengan hikmat menyesali perbuatannya, hidup benar, layak dan berkenan di hadapan Engkau Tuhan

Jika terlalu jauh dan berat untuk menjadi seperti Paulus, aku mau seperti Stefanus yang hidup dan mati dalam kebenaran

Tuhan, setiap kali berbuat dosa aku membukakan celah bisa dan racun mencelakakan jiwaku..

Tak terhitung kini dosa-dosaku

Tak terhitung pula racun di dalam jiwaku

Kini ya Bapaku, kuduskanlah kiranya aku dari segala macam racun itu

Dengan berperisaikan Engkau, hindarkanlah aku dari serangan Iblis.

Aku milikMu ya Tuhan

Engkau yang telah menebusku dari kesia-siaan dan membawaku kepada kemuliaan anak Raja, namun semua pernah kutinggalkan untuk hidup dalam penyiksaan dan mengarahkan hidupku pada api neraka dalam kekekalan

Ampuni aku… maafkan aku, Tuhan Yesus

Terimalah aku kembali, anak hilang yang tak tahu diri

Kini aku sadar dan mencari Engkau, ijinkan lagi aku menemukan Enkau dan menautkan diriku denganMu ya Allah.

Terimakasih Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Ungaran, 7 Oktober 2008

IJINKAN AKU KEMBALI, BAPA…

BERI HAMBA KEKUATAN…

MESKI BERKALI-KALI TERHILANG,

TERIMALAH HAMBA KEMBALI…

Ungaran, 24 Januari 2011

BAHASA ISYARAT BAGIAN 3 (FOTO PERAGA ASL)

Mohon maaf karena penyajian tulisan tentang Bahasa Isyarat bagian 3 ini terlambat hingga 3 bulan! Saya harus mengedit sekitar 440 foto agar tersaji lebih mudah dan sistematis.

Berikut ini diperlihatkan rangkaian foto-foto yang memperagakan urutan dan langkah-langkah bahasa isyarat ASL. Untuk satu macam isyarat mungkin terdiri dari 4 atau lebih gambar, karena tiap isyarat bukanlah seperti suatu rangkaian abjad yang membentuk kata-kata, melainkan terdiri dari suatu rangkaian gerak isyarat, lengkap dengan mimik, gerak bibir, tangan, bahu, mata dan semua bagian tubuh.

Sebagai catatan, apa yang saya tampilkan ini bukanlah bahan kosakata bahasa isyarat yang baku di Indonesia. Mohon maklum dengan keawaman saya, ini hanya sekedar pelengkap.

Bahasa isyarat ASL memang saat ini paling luas digunakan di berbagai negara, termasuk di benua Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Tentu saja bahasa isyarat di masing-masing negara memiliki ciri khas dan perbedaan isyarat naturalnya. Tapi paling tidak, kita mempelajari salah satu isyarat internasional yang berlaku luas. Dengan bahasa isyarat SIBI pun bahasa isyarat ASL memiliki kemiripan, karena SIBI banyak mengadopsi dari ASL. Beberapa kata memiliki kesamaan, beberapa lainnya berbeda, untuk itu saya mohon masukan dari rekan-rekan. Terutama bahan BISINDO yang sulit saya peroleh.

Urutan gambar-gambar ini jika digerakkan dengan urutan gambar dalam satu frame akan terlihat seperti gambar bergerak, sebagaimana disajikan pada slide di bawah ini. Seluruhnya terdiri dari 440 foto. Bagi rekan-rekan yang minta dikirimi rangkaian foto peraga ini, boleh menghubungi saya.

Semoga bermanfaat.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Lukisan: “Tenang dalam pelukan Roh-Nya”

Rekan Guru  Sekolah Minggu, mari kita merenung dan  refreshing dikit sambil menikmati lukisan dan syair ini.

Pada lukisan di bawah ini, saya ingin menggambarkan tantangan yang semakin berat dalam pelayanan dan kehidupan anak-Nya. Mungkin ada Guru SM yang terkendala oleh pekerjaannya, tantangan dari keluarga, cemoohan,  mungkin juga konflik internal gereja, atau apapun bentuk hewan buas serta api yang menyala-nyala dan senantiasa siap menghanguskan pelayanan Anda.

Mari arahkan pandangan hanya pada Yesus dan jangan undur dari pelayanan hanya karena tantangan, sehebat apapun kesulitan yang kita hadapi. Bawa dalam doa kepada Yesus. Ia pasti menerima kita yang datang dalam Roh dan kebenaran. Dipeluk dan dipangku dengan penuh kasih sayang.

Saat itulah mujizat terjadi, segala api yang coba-coba menghanguskan kita itu akan lenyap oleh api sejuk dari Roh Suci. Mari nikmati bersama-sama.

"Tenang dalam pelukan Roh-Nya"

“Tenang dalam pelukan Roh-Nya” (Moses Foresto, 2010) Oil on Canvas, 150cm X 190cm.

Tenang dalam pelukan Roh-Nya

Bumi kian gerah, sesak oleh hawa benci dan amarah

Udara beracun, badai api nafsu menggelora

Tanah menganga membara, siap menelan mentah-mentah

Dimana lagi kuharus berpijak?

Dengan apalagi kuharus bernafas?

Bagaimana kuharus hidup?

Buat apa kuhidup jika hanya untuk ditelan musuh?

Sedang hidup saat ini adalah penentu pilihan

Abadi bersama musuh dalam kelam nan ganas,

atau hidup dalam Dia dengan sejahtera melimpah

Sejauh mata memandang hanyalah gelap dan kobaran api

Titik-titik terang dimana-mana ditelan api, sisakan abu dan asap

Semua nyata, senyata diriku dan senyata panas menghanguskan

Lalu musuh dan berlaksa-laksa pasukan datang memburu

Lalu terdengar ajakan:

“Jangan panik atau takut. Tetaplah tenang. Pejamkan mata, hanya di dalam Roh dan kebenaran kau selamat!”

Kupejamkanlah mata dalam doa pada-Nya,

Lutut tertekuk dalam segala sesal dan ucap syukur

Kusujud memuji dan menyembah, hingga kutemui:

Hanya dalam Roh, bahaya nyata sirna

Hanya dalam Roh, api terangmu yang sejuk kian nyata mengatasi segala nyala api

Hanya di dalam Roh, aku dimurnikan, diberi ampunan pendamaian

Lalu Ia semakin erat memeluk aku

Aku pun hidup.

MosF, Ungaran, 21 Agustus 2010

Inilah proses pembuatan lukisan.

Garap lukisan "Tenang di pelukan Roh-Nya"
Garap lukisan “Tenang di pelukan Roh-Nya”

Billy kecil pun ikut membantu bersama kakaknya Yana Priskila dan Ima Jemima. Ha ha ha… thanks guys!

Dari geladak kapal penuh BerKaT (Bersyukur Kepada Tuhan!), Agustus 2010.

BAHASA ISYARAT (ABJAD ANGKA DAN HURUF AMERICAN SIGN LANGUAGE) BAGIAN 2

Berikut ini abjad sesuai sistem ASL. Gambar yang melambangkan abjad A-Z dan angka ini, sebenarnya merupakan tambahan saja, digunakan untuk menyusun kata, nama tempat, nama orang, jumlah yang belum ada lambang isyarat tangannya.

Untuk mempelajari dengan lebih menyenangkan, ada saya cantumkan contoh words puzzle versi abjad bahasa isyarat. Dengan gambar-gambar yang terpisah ini, diharapkan Anda mampu menyusun sendiri kata atau membuat teka-teki yang menyenangkan.

Selamat mencoba.

BAHASA ISYARAT (AMERICAN SIGN LANGUAGE) BAGIAN 1

Di Indonesia saat ini telah berkembang beberapa macam bahasa isyarat, antara lain SIBI, Bisindo dan kombinasi antara keduanya serta beberapa lagi tercampur dengan bahasa isyarat yang paling banyak digunakan secara Internasional yaitu ASL (American Sign Language).

Kebetulan dari beberapa rekan, bahan yang saya peroleh yaitu bahan-bahan ASL, namun tidak menutup kemungkinan setelah bahan baku untuk SIBI dan BISINDO telah diperoleh, akan saya masukkan juga dalam posting berikutnya. Mohon jika teman-teman yang membaca memiliki bahan-bahannya, mohon berbagi dengan mengirim email ke: mosesforesto@gmail.com.

Untuk sementara ini saya sampaikan nbagian berupa gambar sketsa bahasa isyarat ASL yang sempat terkumpul (sekitar 150 kata).

Selamat mempelajari.

Berikut ini akan saya tambahkan juga sebagian tulisan singkat dari Rndang Rusyani mengenai Sistem Komunikasi Tunarungu.

Berikut kutipannya.

Latar Belakang

Ketidak puasan terhadap oral dan manual

– Tidak semua ATR dapat mengembangkan cara berkomunikasi dengan berbicara

– Esensi komunikasi, pesan dapat tersampai kan dengan utuh, tanpa harus dengan cara tertentu

– Komunikasi cara oral merupakan ciri khas manusia pada umumnya

HAKEKAT KOMUNIKASI DAN BAHASA

Komunikasi adalah  keberhasilan dalam menyampaikan pesan/pikiran/gagasan seseorang kepada orang lain.

Bahasa kode dimana gagasan/ide tentang dunia/lingkungan sekitar diwakili oleh seperangkat simbol yang telah disepakati bersama guna mengadakan komunikasiBagaimana anak memperoleh penguasaan bahasa.

Kemampuan berbahasa tidak diperoleh melalui penularan begitu saja (kematangan) dan juga tidak melalui diajar secara khusus (language is neither caught nor taught).Bahasa ibu dikuasai anak mendengar apabila terdapat dua kondisi terpenuhi, yaitu:

• Akses terhadap bahasa dalam jumlah yang besar.

Kata pertama yang diucapkan anak adalah kata ”mama.” Mengapa ? kata tersebut mudah dilafalkan, paling sering diucapkan kepada anak. Dalam satu minggu, diucapkan sampai 3000 kali

• Adanya kesempatan untuk berinteraksi secara aktif.

Hasil penelitian  A. Trip menunjukkan bahwa akses kebahasaan yang banyak tidak akan menumbuhkan penguasaan bahasa tanpa ada kesempatan interaksi (percakapan) yang aktif dengan lingkungannya.

Kondisi-kondisi optimal untuk mengembangkan kemampuan berbahasa:

1. Akses terhadap sejumlah besar bahasa. Anak tunarungu  ringan dan sedang gunakan ABM, untuk yang berat dapat menggunakan isyarat

2.   Masukkan bahasa yang diperoleh anak harus lengkap. Gunakan kalimat singkat, sederhana tetapi lengkap dari segi tata bahasanya,

3.   Orangtua/guru harus menggunakan bahasa yang berada sedikit di atas taraf kemampuan bahasa anak, dan jangan terlalu disederhanakan

4. Masukkan bahasa harus diberikan dalam konteks atau situasi komunikasi yang jelas,

5. Agar anak dapat memahami interaksi yang terjadi. ajak berbicara mengenai hal-hal yang konkrit di lingkungannya, kemudian tingkatkan kepada pembicaraan yang abstrak agar anak dapat memahami pembicaraan yang di luar konteks, tetapi pada tahap awal konteks harus jelas

6. Masukkan informasi harus berlangsung secara konsisten. Harus ada orang yang menguasai bahasa yang digunakan  dalam berinterkasi dengan anak. Misalnya, untuk anak tunarungu berat harus ada orang yang menguasai sistem isyarat supaya masukkan bahasa lengkap dan konsisten

Permasalahan Kebahasaan Anak Tunarungu

• Anak Tunarungu tidak dapat atau kurang mampu berbicara dengan baik. Berbicara bukan satu-satunya cara untuk berkomunikasi, karena bicara merupakan salah satu cara dari sekian cara berkomunikasi,

• Permasalahan utama Anak Tunarungu bukan pada ketidak-mampuannya dalam berkomunikasi melainkan akibat dari hal tersebut terhadap perkembangan kemampuan berbahasanya, yaitu ketidakmampuan untuk memahami lambang dan aturan bahasa.

PENGERTIAN KOMUNIKASI TOTAL

• Suatu cara komunikasi yang memanfaatkan segala media komunikasi ( berbicara, membaca ujaran, menulis, membaca, mendengarkan, isyarat alamiah, isyarat baku, abjad jari, gerak tubuh, mimik dll yang dilakukan secara terpadu).

• Tujuan: Tercapai komunikasi yang efektif antara sesama tunarungu ataupun dengan masyarakat luas dengan menggunakan media berbicara, membaca bibir, mendengar dan berisyarat  Pengertian Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

Salah satu media komunikasi sesama kaum tunarungu dalam bentuk tataan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia

SEJARAH MEDIA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU DI INDONESIA

  • · 1978 diawali oleh SLB Zinnia Jakarta
  • · 1981 diikuti oleh SLB Karya Mulya Surabaya
  • · Isyarat yang digunakan ASL yang diperkenalkan oleh Ibu Baron Sutadisastra

•1982  KKPLB Pusat Pengembangan Kurikulum dan sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Dikbud merancang panduan penerapan Komtal.

•1986 kegiatan pengembangan terhenti

•1989 dilanjutkan lagi oleh KKPLB yang berkedudukan di IKIP Jakarta

•1989 SLB Karya Mulya telah menghasilkan Pedoman Isyarat Bahasa Indonesia

•1990 SLB Zinnia menerbitkan Kamus Dasar Basindo

•1990 KKPLB melahirkan Kamus Isyarat yang berdasarkan isyarat lokal yang berkembang di 11 lokasi

Tokoh-tokoh terkenal dalam dunia pendidikan AGP

Sejak abab ke 16 telah dikembangkan cara-cara komunikasi untuk AGP

Fedro Ponce de Leon.

Pada abad ke 16 tepatnya pada tahun 1510 – 1584 di Spanyol, Leon telah mengembangkan kemampuan berbahasa anak gangguan pendengaran agar dapat berbicara melalui tulisan dan membaca. Cara yang dikembangkan Leon ini dikenal dengan sebutan Metode Spanyol. Metode ini sampai sekarang sangat terkenal dan banyak digunakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Joe L’hanes Conrad Amman

Pada abad ke 17 tepatnya pada tahun 1669 – 1724 di Jerman, Amman mengembangkan kemampuan berbahasa anak yang mengalami gangguan pendengaran dengan menggunakan metode oral, pandangannya lebih modern dari pada Leon, beliau juga mengajar melalui membaca ujaran (speech reading).

Metode Amman ini terkenal dengan sebutan Metode Jerman, dan pada abad ke 18 sekolah-sekolah untuk anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran bermunculan karena keberhasilan penggunaan metode oral tersebut.

Orang yang paling terkenal mengembangkan metode oral ini yaitu Samuel Heinicke (1727 – 1790)

Delgarno

Tahun 1680 Delgarno mengembangkan metode Dactylology.  Penggunaan ejaan jari (finger speeling) dengan satu tangan, dan dia juga mencita-citakan pengajaran bahasa ibu.

Penerus Delgarno yaitu Alexander Grahan Bell dari Amerika (1884). Bell menggunakan bentuk tulisan dari bahasa ibu, dan beliau juga yang menemukan gagasan pemakaian ABM.

Metodenya terkenal dengan sebutan Metode Aural, dan cara pengajarannya menggunakan metode okasional.

Charles Michel d L’ Epee

L’ Epee dari Perancis pada tahun 1712 – 1789 mengembangkan metode Isyarat. Pendapatnya, bahwa bahasa isyarat merupakan bahasa alamiah orang-orang yang mengalami gangguan pendengaran, walaupun dia memahami bahwa bahasa lisan merupakan bahasa yang paling sempurna. Metode L’ epee ini terkenal dengan sebutan Metode Perancis. Metodenya sampai sekarang banyak digunakan di hampir seluruh penjuru dunia Frederich Moritz Hill (1805 – 1874)

Orang yang menerapkan metode pengajaran bahasa untuk anak yang memiliki gangguan pendengaran dengan menggunakan prinsip-prinsip metode pengajaran untuk anak yang mendengar dari

Johann Heinnrich Pestalozzi’s (1746 – 1827), yaitu mother method. Motto mother method adalah ”teaching of spoken language is in everything”.

Pengaruh Hill tersebar dengan pesat di seluruh Eropa, kemudian menyebar ke Amerika Serikat, bahkan sampai saat ini di Amerika Serikat, yaitu di kota Nortthamptom dan Massashusetts

Sekolah oral yang sangat terkenal sejak jamannya Hill yaitu Clarke

School for The Deaf Johane Vatter

Tokoh pendidikan AGP yang sangat idealis dari Jerman pada tahun 1824 – 1916. Vatter memiliki cita-cita yang sangat ideal yaitu berharap AGP dapat belajar berpikir dengan bahasa verbal dan bercita-cita agar AGP dapat berkomunikasi di lingkungannya secara wajar layaknya orang-orang yang mendengar.

Vatter dalam pengajaran bahasanya menggunakan metode gramatikal Edmun Miner Gallaudet.

Gallaudet adalah seorang tokoh pendidikan AGP yang sangat terkenal dari Amerika Serikat pada tahun 1837 – 1917, dan pengaruhnya menyebar sampai saat ini ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.

Gallaudet memberikan pendidikan kepada anak gangguan pendengaran dengan menggunakan media isyarat dan ejaan jari disamping bicara dan membaca ujaran.

Metode Gallaudet merupakan campuran yaitu mencampurkan metode bicara, membaca ujaran, isyarat dan ejaan jari dalam kegiatan pembelajaran. Metodenya disebut sebagai Combined System.

Hellen Keller

Keller adalah seorang tokoh yang sangat terkenal dan luar biasa, karena dia seorang yang memiliki kebutuhan khusus (mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan) namun mampu menguasai bahasa verbal secara sempurna melalui penggunaan abjad tangan dan tulisan braille, disamping itu dia juga menguasai bahasa lisan melalui penggunaan metode Tadoma

Dr. Ewing

Tokoh pendidikan AGP dari Inggris yang bernama Ewing (1947), dia memelopori penangan dini bagi pendidikan AGP (Pendidikan Usia Dini bagi AGP),  Pada tahun 1957 diikuti oleh seorang tokoh pendidikan dari negeri Balanda yaitu  Van Uden.

Uden seorang tokoh terkenal Metode Maternal Reflektif dalam mengembangkan bahasa untuk AGP dengan menggunakan Model Penguasaan Bahasa Ibu.

Uden dalam memberikan pengalaman-pengalaman pembelajaran bahasanya kepada anak yang mengalami gangguan pendengaran menggunakan cara-cara yang biasa dilakukan oleh seorang ibu dalam melakukan percakapan dengan anaknya yang belum berbahasa.

Westerveld

Seorang tokoh pendidikan AGP dari Amerika. Westerveld terkenal dengan penemuannya dalam pengajaran bahasa untuk AGP dengan menggunakan metode oral yang dipadu dengan metode abjad jari (bukan isyarat),

Metodenya disebut sebagai Metode Rochester

TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN SIBI

• Isyarat lokal adalah isyarat yang tumbuh dan berkembang pada komunitas tunarungu di wilayah Indonesia

• Isyarat serapan adalah isyarat yang diangkat dari isyarat-isyarat berkembang dari negara lain

• Isyarat temuan adalah isyarat-isyarat baru yang ditemukan pada saat ujicoba

• Isyarat tempaan adalah isyarat yang ditempa oleh KKPLB

• 1992 panduan dan isyarat yang dikembangkan KKPLB diujicoba di 5 SLB

• 1993 PPKSP BP3K memadukan isyarat yang dikembangkan oleh KKPLB, Karya Mulya dan Zinnia dan tersusun Draf Kamus Isyarat Bahasa Indonesia  LANJUTAN

• 1993 DEPDIKBUD mengeluarkan kebijakan untuk memadukan isyarat hasil karya pengembangan P2KSP BP3K, KKPLB, SLB Zinnia dan SLB Karya Mulya, lahirlah kamus baku yaitu Kamus Isyarat Nasional

• Selanjutnya disebut ISYANDO

SIBI

Pengertian

• Tataan yang sistematis mengenai seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia

Tujuan

•Salah satu cara untuk membantu kelancaran berkomunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas   METODE KOMUNIKASI ATR

• Kelompok yang meyakini media komunikasi oral yang paling tepat digunakan untuk mengembangkan potensi ATR disebut aliran oral atau oralisme,

• Kelompok yang meyakini media komunikasi isyarat yang paling tepat digunakan untuk mengembangkan potensi ATR disebut aliran manual atau manualisme,

• Kelompok campuran (combined system), mereka yang meyakini bahwa media komunikasi oral maupun manual dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi ATR  ORALISME

• Titik berat metode komunikasi oral dalam mengekspresikan gagasan/pikiran/ perasaan:

– Pengucapan/ ujaran

– Membaca ujaran (speech reading)

• Tujuan ATR diberikan metode komunikasi oral yaitu agar ATR baik dalam menerima pesan atau mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya diharapkan melalui cara-cara yang lazim digunakan oleh anak-anak pada umumnya, juga diharapkan dapat menerima akses kebahasaan yang lebih besar dari lingkungannya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa agar ATR dapat menggunakan metode komunikasi oral dengan baik,

• Gunakan bahasa sehari-hari secara wajar

• Materi ambil dari pengalaman anak

• Berikan penekanan pada pembelajaran membaca ujaran

• Perkuat latihan meniru ujaran yang wajar

• Gunakan setiap kesempatan untuk memberikan pengalaman bahasa yang wajar

• Gunakan pendekatan percakapan dalam pembelajaran, karena melalui percakapan bukan hanya terjadi pertukaran pengalaman dan pikiran, dalam percakapan terjadi percakapan bahasa yang lengkap, seperti bentuk-bentuk kalimat, gaya bahasa, intonasi, irama dan lagu kalimat, percakapan juga merupakan dasar penguasaan bahasa.Jenis-jenis Pendekatan Metode Oral

• Pendekatan oral kinestetik, yaitu suatu pendekatan oral yang mengandalkan membaca ujaran, peniruan melalui penglihatan, serta rangsangan perabaan, dan kinestetik tanpa memanfaatkan sisa pendengaran

• Pendekatan Unisensory, yaitu suatu pendekatan yang memberikan penekanan terhadap penggunaan ABM yang bermutu tinggi serta latihan mendengar. Dalam pendekatan ini membaca ujaran dinomorduakan.

• Pendekatan Oral Grafik, yaitu pendekatan oral yang menggunakan tulisan sebagai sarana dalam mengembangkan kemampuan komunikasi oral. Alexander Graham Bell mengembangkan kemampuan bahasa istrinya yang mengalami gangguan pendengaran (tuli) dengan cara ini.

Pendekatan ini kemudian digunakan di SLB B St. Michielgestel Negeri Belanda untuk ATR yang menderita aphasia.

Orang mengalami gangguan fungsi otak mengalami kesulitan dalam mengontrol organ artikulasi dan mengalami kelemahan dalam mengingat data yang disajikan secara berurutan, seperti dalam membaca ujaranKelebihan-kelebihan menggunakan metode komunikasi oral

• Metode komunikasi oral lebih fleksibel, baik pembicara maupun lawan bicara, lebih bebas

• Metode komunikasi oral lebih berdifrensiasi, dapat mengungkapkan nuansa perasaan dan hal-hal yang abstrak

• Menggembirakan, karena dapat digunakan untuk melakukan komunikasi lebih luas dengan masyarakat pada umumnyaKelemahan-kelemahan menggunakan metode komunikasi oral

• Sulit dilaksanakan bagi anak yang mengalami gangguan pendengaran dan mengalami gangguan lain, seperti: gangguan penglihatan, gangguan kecerdasan

• Terdapat beberapa konsonan yang dasar pengucapannya tidak dapat diamati secara kasat mata, karena dibentuk di bagian belakang mulut, seperti: k, g, serta yang tidak dapat dibedakan pada waktu diucapkan, seperti pada kata ”babi – papi, palu – malu, baju – maju”

• Sulit diamati pada jarak panjang yang agak jauh

• Banyak kata-kata dalam gerak bentuk bibir sama tetapi memiliki makna yang berbeda.

Wicara sebagai Media Komunikasi Oral

• Wicara adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia dalam mengucapkan bunti-bunyi  bahasa untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, perasaan dengan memanfaatkan nafas, alat-alat ucap, otot-otot, dan syaraf secara terintegrasi.

• Wicara yaitu alat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, gagasan, dalam kehidupan bermasyarakat  atau alat kontrol sosial, yang ditandai dengan ucapan yang jelas, pemilihan kata yang tepat dan penggunaan kelompok kata dan kalimat yang seksama.

Tujuan ATR diberikan latihan wicara

Agar:

• mampu mengucapkan kata, kelompok kata dan kalimat dengan jelas

• mampu mengendalikan alat ucapnya untuk perbaikan mutu bicaranya

• mampu memilih dan menggunakan kata dan kalimat yang tepat dalam berkomunikasi secara lisan

• senang menggunakan cara bicara dalam mengadakan komunikasi

• terampil menangkap menangkap bicara orang lain dengan cara membaca ujaran  dan memanfaatkan sisa pendengarannya

• meningkatkan sikap berpikir secara oral ATR kemampuan wicara baik

• Mampu berkomunikasi dalam masyarakat yang lebih luas,

• Mampu bekerja dan berintegrasi dalam masyarakat yang lebih luas

• Dapat mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidupMateri

• Latihan Wicara

• Latihan keterarahan wajah

• Latihan keterarahan suara

• Latihan pelemasan organ bicara: bibir, lidah, rahang

• Latihan pernafasan, seperti: meniup dengan hembusan, meniup dengan letupan, dan latihan menghirup dan menghembuskan nafas melalui hidung

• Latihan pembentukan suara: (1) menyadarkan untuk bersuara, (2) merasakan getaran pada dada pelatih, (3) menirukan ujaran pelatih sambil meraba dada, (4) melafalkan vokal bersuara, (5) meraban sambil merasakan getaran

• Latihan Pembentukan Fonem

• Latihan penggemblengan, perbaikan dan penyadaran irama

• Latihan pengembanganBahan-bahan Latihan

• Bahan fonologik

• Fonem segmental (fonem yang berwujud bunyi bahasa) vokal, konsonan, diftong

• Fonem suprasegmental (fonem yang tidak berwujud bunyi bahasa) aksen, intonasi, irama dan tempo

• Bahan morfologik; karta dasar, kata jadian/imbuhan, kata ulang dan kata majemuk

• Bahan sintaksis: kalimat berita, kalimat ajakan, perintah, larangan dan kalimat tanyaMetode

• Metode Global Diferensiasi, cara ini berangkat dari pertimbangan kebahasaan, yaitu bahasa pertama-tama menampakkan diri dalam ujaran dan dalam struktur  atau totalitas.

• Cara dimulai dengan cara ujaran yang utuh (global) kemudian ke fonem-fonem sebagai satuan bahasa yang paling kecil. Kegiatan dimulai dari kalimat ke kelompok kata ke kata dan ke fonem. Contoh:

Bu baju saya baru, kata Budi (kalimat), Bu / baju saya / baru, kata

Budi (kelompok kata)

Fonem yang akan dibentuk dan dikembangkan, fonem /b/, misalnya:

ba, ba, ba, bo,bo,bo, bu, bu, bu lalu kembali ke baju Budi baru

• Analisis Sintesis, yaitu kebalikan dari global difrensiasi, yakni dari fonem, kata, kelompok kata kemudian menuju ke kalimat

• Multi sensori. Metode ini didasarkan atas modalitas yang dimiliki anak, yaitu menggunakan seluruh sensori untuk memperoleh kesan-kesan bicara melalui penglihatan, pendengaran, taktil, kinestetik

• Metode suara, metode ini didasarkan atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan ditemukannya alat bantu mendengar

Alat-alat

• Untuk rangsangan visual: cermin, lampu, buku catatan, gambar-gambar, kartu identifikasi, alat kontrol sengau, alat plosif dan pias kata

• Untuk rangsangan auditoris: speech trainer, ABD klasikal dan ABD individual,

• Untuk rangsangan vibrasi: vibrator dan sikat getar

• Untuk pernafasan: lilin, kipas, parfum, gelembung air sabun, peluit, saluran kayu dengan bola pingpong

• Untuk pelemasan: kue kering, permen bertangkai, madu dll Berdasarkan Fonetika

• Metode Fonetik, yaitu urutan latihan didasarkan pada mudah sukarnya bunyi bunyi menurut ilmu fonetik.

Bunyi bahasa diajarkan dari masing-masing deretan bunyi yang letaknya paling depan atu di muka mulut, karena bunyi-bunyi tersebut paling mudah dilihat dan paling mudah ditirukan. Pertama p, b, w, l, m kemudian t, d, n, lalu k, g dan yang terakhir c, j, ny.

• Metode Tangkap dan Peran Ganda. Metode ini didasarkan atas asas individualitas anak. Guru melatih anak untuk berbicara bukan berdasarkan pada urutan fonem, tetapi berdasarkan fonem yang paling mudah diucapkan. Kepekaan guru sangat dituntut dalam menangkap fonem yang diucapkan secara spontan. Fonem ini merupakan titik tolak yang dikembangkan dalam kata-kata sebagai materi pelajaran. Fonem-fonem yang sukar bagi anak tidak dipaksakan, tetapi ditunda dulu sampai anak sedikit maju.

CATATAN KHUSUS: MELAYANI MURID TUNA RUNGU 2

Jangan sampai seorang Guru Sekolah Minggu kesulitan atau karena keterbatasannya sampai mengabaikan murid yang memiliki kekhususan. Carilah cara untuk mengatasinya. Belajar bahasa isyarat, melakukan pendekatan khusus dan cari tahu dari berbagai sumber untuk melayani mereka dengan baik.

Berikut ini beberapa artikel, catatan yang sangat berharga dari seorang penulis yang mau berbagi pengalaman mereka. Terimakasih banyak untuk Mama Ellen dan Papa Ellen.

Koordinasi Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Proses Belajar Anak Tuna Rungu

(by: mama Ellen, edited by papa Ellen)

Kendala Ellen Peran guru Tim PP Teman Orang tua
Memahami percakapan di kelas Memberi tahu orang tua materi harian, kalau bisa >1 hari sebelumnya (untuk mencari gambar yg sulit diperoleh) • Menyiapkan Ellen sebelumnya• Mengulang lagi sesudahnya
Memahami instruksi guru Guru pendamping mengulang dengan bicara dekat telinga, volume normal, kalimat pendek, pointnya saja

jika belum mengerti:

• dengan gerakan tangan

• ditulis di buku catatan

Melatih di rumah sesuai catatan dari guru
Memahami pembicaraan teman Berbicara secara biasa (bertatap muka)

jika blm mengerti:

dengan gerakan tangan

Mengajar Ellen menjawab pertanyaan/ mengucapkan sesuatu Berbicara dekat telingajika Ellen sulit mengucapkan:• dibantu dengan Ellen melihat gerakan mulut• ditulis di buku catatan Melatih di rumah sesuai catatan dari guru
Pengucapan belum jelas Membetulkan pengucapan dgn teknik2 terapi wicara • Memberi masukan pada tim PP mengenai kata-kata baru yang sudah dimengerti Ellen, untuk dibetulkan pengucapannya• Membantu follow up dengan teknik auditori verbal
Keterbatasan vocab Menguji pemahaman berdasarkan laporan berkala dari orang tua • Memasok kosa kata2 baru dengan teknik auditori verbal, terutama yang sedang jadi materi di kelas

• Melaporkan pada tim PP secara berkala (mingguan)

Komunikasi Sehari-hari Anak Tuna Rungu

Dalam percakapan sehari-hari dengan kata-kata yang sudah “dimengerti” Ellen, bukan ketika sedang terapi atau mengajarkan kata/kalimat baru (maksud “dimengerti”: Ellen sudah paham yang kita maksud, walaupun kadang ia bisa merespon dengan kata-kata dan kadang belum bisa):

kita berbicara secara normal
(sebagaimana bicara dengan semua orang lain)

Karena untuk itulah Ellen dimasukkan ke komunitas umum supaya sedikit demi sedikit belajar sampai suatu saat bisa mengejar ketertinggalannya.

Jadi kami minta pengertian dan kerjasama semua pihak yang terkait dengan kehidupan sehari-hari Ellen (keluarga, pengasuh, guru sekolah, terapis wicara, guru sekolah minggu, teman-teman, tetangga) untuk:

1. Tidak memandang Ellen sebagai anak yang khusus jadi tidak perlu mengajaknya berkomunikasi dengan cara khusus (memperlihatkan gerak bibir, berbicara keras/teriak, bahasa isyarat/gerakan tangan)

2. Memahami keterbatasan komunikasi Ellen karena usia mendengarnya yang baru 2 tahun sehingga belum banyak kosa kata (tetapi perkembangan intelektualnya biasa) dan berbicara secara normal sebagaimana kepada anak yang masih sangat kecil, sambil memberi ruang kepada Ellen untuk mengejar ketertinggalannya.

Point 1 terutama sangat berat. Sulit sekali mengubah paradigma dan persepsi kebanyakan orang terhadap anak tuna rungu: Bahwa anak tuna rungu tidak bisa mendengar, sehingga harus bicara berhadap-hadapan dengan perlihatkan gerak bibir, dengan suara keras/teriak, dengan bantuan isyarat/gerakan tangan.

Syukurlah anggota keluarga di rumah sudah sama pandangan dan menerapkannya. Kalangan lain mudah-mudahan bisa segera menyusul.

Terapi Terpadu untuk Anak Tuna Rungu

Prinsip Dasar Terapi Ellen
(Terapi terpadu = terapi mendengar + terapi wicara)

1. Mendengar melalui telinga yang dibantu ABD, bukan karena melihat gerakan tangan atau gerakan mulut.

2. Keterbatasan si anak dalam merespon pembicaraan kita adalah karena belum mengerti kata/kalimat yang didengar (keterbatasan kosa kata, karena baru mulai mendengar selama 2 tahun), sehingga perlu dibantu dengan gambar/gerakan tangan. Tetapi bantuan inipun sifatnya hanya sesaat dalam rangka memasok kata baru, setelah kata tersebut dimengerti, bantuan visual dihilangkan.

3. Karena itu yang penting adalah memasok kosa kata ke telinga Ellen, tanpa menuntut dia segera/langsung dapat mengerti apalagi mengucapkan. John Tracy Clinic menuliskan: untuk dapat mengerti suatu kata si anak harus mendengar 100 kali, untuk dapat mengucapkan ia harus mendengar 1000 kali. Jadi sejak Ellen memakai ABD kami konsentrasi memasok dan memasok kata ke telinganya (saat bercakap-cakap normal, maupun saat spesifik mengajarkan kata-kata baru).

4. Teknik berbicara adalah dengan volume suara normal di dekat telinganya. Hal ini bertujuan agar suluruh konsonan dapat ditangkap. Bicara pada jarak yang lebih jauh dengan suara keras (berteriak) menyebabkan yang ditangkap hanya vokal saja.

5. Kami telah menerapkan point 1-4 selama 1 tahun dan telah terbukti menunjukkan hasil yang baik. Pada akhir tahun pertama, dia baru memiliki bahasa reseptif (paham beberapa kata yang kami ucapkan tanpa dia melihat gerak bibir, tapi dia belum bisa mengucapkannya), lalu setelah itu mulai muncul kata-kata pertamanya (walau pengucapan tidak sempurna, tetapi konsisten), dan langsung disusul dengan kata-kata berikutnya. Metode ini biasa disebut teknik auditory verbal. Ini yang kami terapkan…

6. Kendala yang muncul adalah pengucapan yang masih sangat lemah, karena itulah atas saran John Tracy Clinic kemudian Ellen dibantu terapi wicara (di suatu RS). Terapis wicara membantu membentuk pengucapan Ellen dengan teknik terapi wicara terhadap kata-kata yang sudah dimengerti Ellen tetapi belum bagus pengucapannya. Walaupun hanya 4 bulan (terpaksa quit karena tidak tertampung jadwal baru mereka yang hanya pagi–siang), pola ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Metode auditory verbal + terapi wicara ini biasa disebut auditory oral. Ini yang kami lanjut-terapkan saat ini (dengan bantuan terapis wicara di sekolah).

Catatan:
– Penelitian modern menyatakan hampir semua anak tuna rungu masih punya sisa pendengaran (tidak 100% tuli). Sisa pendengaran ini dapat dioptimalkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD, walaupun tidak secanggih implan koklea).
– Tetapi memakai ABD tidak sama dengan orang memakai kaca mata, yang langsung bisa melihat dengan lebih jelas. Karena respon atas stimuli visual adalah langsung, sedangkan respon atas stimuli auditori adalah melalui tahap pemahaman/interpretasi dulu. Untuk mencapai tahap pemahaman yang penting adalah harus sering mendengar dan mendengar, dengan pengucapan yang jelas, kalimat pendek, dan jika perlu disertai bantuan visual: gambar & gerakan tangan (kadang tanpa bantuan akan sulit anak memahami kata-kata baru, mirip kita nonton film berbahasa asing dimana kita mendengar pemain berbicara cas-cis-cus tanpa kita menangkap artinya). Tetapi bantuan itu perlahan dihilangkan, sehingga nantinya hanya akan berkomunikasi secara verbal.(by: mama Ellen, edited by papa Ellen)

Sumber:

http://yefvie.wordpress.com/category/tuna-rungu/

http://tunarungu.wordpress.com/

MEWARNAI POSTER ABJAD BAHASA ISYARAT (bagian 1)

Bukan hanya untuk “anak-anak khusus”, baik sekali jika kita juga mulai mengajarkan anak-anak kita simbol-simbol dan abjad bahasa isyarat sejak dini Bukankah itu akan membantu mereka nantinya dalam berkomunikasi dengan saudara-saudara kita yang menggunakan bahasa isyarat semacam ini.

SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) untuk:

Penyandang Cacat

1.    Karena keterbatasan komunikasi dan kemiskinan bahasa yang dialami penyandang Cacat Rungu Wicara. maka penyandang cacat rungu wicara perlu mengetahui bahasa isyarat yang dapat membantu memperlancar komunikasi baik bagi dirinya maupun keluarga dan Iingkungan masyarakat.
2.    Dengan memakai Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Penyandang cacat Rungu Wicara lebih mudah berkomunikasi mengembangkan dirinya, bakat dan minat yang dimilikinya. Untuk meyakinkan kepada Iingkungan masyarakat bahwa sosok penyandang Cacat Rungu Wicara masih mempunyai potensi, kemauan dan kemampuan yang dapat dikembangkan.

Keluarga :

1.    Keluarga penyandang Cacat Rungu Wicara harus berupaya untuk bisa berkomunikasi dengan anaknya sehingga mereka dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh penyandang Cacat Rungu Wicara.
2.    Keluarga Penyandang Cacat Rungu Wicara harus menyadari betapa pentingnya komunikasi sebab tanpa komunikasi yang baik akan sangat berpengaruh bagi perkembangan kemajuan penyandang Cacat Rungu Wicara.
3.    Upaya-upaya yang dapat ditempuh cleh orang tua / keluarga penyandang Cacat Rungu Wicara antara lain adalah perlu mengetahui dan mempelajari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Masyarakat :

1.    Penyandang Cacat Rungu Wicara adalah bagian dari anggota masyarakat, oleh sebab itu mereka juga mempunyai hak / kesempatan yang sama di masyarakat. Mereka tidak boleh diisolirkan atau dibedakan. Mereka dengan kemampuan yang dimiliki ingin menampilkan agar bisa diterima oleh lingkungan / masyarakat.

2.    Masyarakat hendaknya juga bisa menerima mereka dengan keberadaannya. Masyarakat perlu meningkatkan kepeduliannya dan ikut mendukung dan memfasilitasi kebutuhan penyandang Cacat Rungu Wicara.

3.    Salah satu upaya yang harus ditempuh oleh anggota masyarakat yaitu bisa berkomunikasi dengan penyandang Cacat Rungu Wicara yaitu mempelajari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Jika para orang tua / keluarga maupun anggota masyarakat ingin berusaha lebih mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan penyandang Cacat Rungu Wicara, dalam tayangan SIBI ini kami sajikan materi pelajaran sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dapat diterapkan dalam percakapan sehari-hari dengan penyandang Cacat Rungu Wicara.

ISYARAT ABJAD JARI

Abjad Jari SIBI
Abjad Jari SIBI
Abjad Jari SIBI
Abjad Jari SIBI


Keterangan Penggunaan Abjad Jari  :

1.      Digunakan untuk mengisyaratkan nama orang

2.      Digunakan untuk mengisyaratkan nama-nama daerah/kota

3.      Digunakan untuk mengisyaratkan nama-nama benda yang belum mempunyai isyarat

Selain SIBI, juga dikenal Bahasa Isyarat yang berstandar American dan British. Berikut ini gambar poster Bahasa Isyarat Amerika dan British berwarna dan juga sketsa hitam putihnya untuk diwarnai bersama anak-anak.

Selamat mencoba! Tuhan Yesus memberkati Anda.

(Jangan lupa baca kelanjutan tulisan ini: Abjad bahasa Isyarat (Amerika) dan Abjad Bahasa Isyarat (British).


Blog di WordPress.com.

Atas ↑